Rabu, 14 Oktober 2015

Mengapa Pelajar dengan Nilai Biasa Termasuk Drop Out Bisa Sukses ?

Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan para miliarder drop out diatas, Bill Gates, Steve Jobs, dan Mark Zuckerberg ketiganya merupakan pengusaha sukses yang sama-sama drop out (DO) dari kampus mereka, namun bukan berarti kita harus DO untuk sukses seperti mereka, yang perlu kita pelajari adalah bagaimana mereka bisa sukses tanpa gelar/ijazah dan apa yang mereka lakukan setelah DO dari kampus mereka masing-masing.

Pertama-tama sekolah itu penting. Jangan karena setelah Anda membaca artikel ini malah jadinya Anda tidak sekolah, karena disini kita akan membahas beberapa hal yang salah didalam sekolah dan belajar dari mereka yang dapat sukses walaupun mereka tidak lulus atau memiliki nilai biasa-biasa saja disekolah.

Ada 3 hal yang salah dalam sekolah dan perlu kita pahami dengan baik. Tentu 3 hal berikut tidak mewakili semuanya tetapi mari kita pelajari satu-persatu.

1. Sukses di sekolah/kuliah tidak ada hubungannya dengan kesuksesan dalam hidup


Mayoritas dari kita (hanya asumsi) sekolah dengan tujuan “uang”, yang artinya sekolah/kuliah lalu lulus mendapat gelar dan mencari pekerjaan yang lebih baik dengan bayaran yang lebih mahal. Sekolah/kuliah hanya memastikan Anda mendapat “gelar” dan “peluang pekerjaan” yang lebih baik. Artinya jika Anda sekolah/kuliah dengan nilai sebaik apapun tidak menjamin Anda mendapatkan pekerjaan/gaji yang lebih baik dari mereka yang biasa-biasa saja, tentu dengan nilai/IPK yang lebih tinggi mempermudah Anda untuk mencari pekerjaan atau lolos seleksi job interview, tapi peran sekolah hanya sejauh itu dalam karir Anda, sisanya tergantung Anda bagaimana Anda menjalankan pekerjaan dan meningkatkan value Anda sebagai karyawan. Intinya sekolah hanya menjamin Anda mendapatkan “peluang pekerjaan” yang lebih baik (job security), saya bilang “peluang” karena pada kenyataannya tidak semua sarjana bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan ijazah mereka.

Kita bayangkan ilustrasi berikut:

Di Indonesia jumlah sarjana dari tahun ke tahun terus meningkat, sedangkan kita tahu entrepreneur di Indonesia masih sangat minim. Dengan lapangan pekerjaan yang seadanya dan pertumbuhan sarjana tiap tahunnya, dapat dipastikan akan banyak sekali pengangguran S1 dan lebih banyak lagi pengangguran SMA nantinya. Perusahaan dapat mencari sarjana S1 dengan mudah sedangkan mereka yang sarjana memiliki pilihan yang seadanya. Nantinya mungkin ijazah S1 akan dianggap seperti ijazah SMA, apa arti ijazah S1 jika semua orang punya ijazah S1..?

Kompetisi yang ada juga akan membuat kita semakin sulit untuk sukses karena basicnya kita bersaing dengan “semua orang yang sekolah/kuliah” dan sudah ada jutaan orang yang memiliki ilmu yang sama, jadi berpikirlah bagaimana untuk meningkatkan skill/value Anda atau menjadi unik dari yang lainnya.

2. Sekolah adalah pembunuh kreativitas 

Untuk sukses dalam hidup Anda membutuhkan passion/hasrat dalam bekerja, bukan sesuatu yang dipaksakan hanya karena “semua orang melakukannya”. Tentu Anda masih ingat saat sekolah kita mempelajari belasan mata pelajaran yang pada akhirnya menyusut menjadi beberapa subjek saat kita kuliah. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah passion atau bakat Anda ada disana? Bagaimana jika bakat Anda adalah bermain basket, atau menjadi atlit gaming, atau membuat video-video lucu di youtube, atau membuat komentar tentang video game di youtube? Itu semua tidak ada disekolah, Dan pada akhirnya orang-orang menua tanpa memiliki passion terhadap apapun. Mayoritas dari kita masih meremehkan bidang seni/kreatif dan menganggap akan sulit menghasilkan uang dari bidang tersebut. Pada kenyataannya memang tidak semua orang bisa sukses dibidang seni, begitu pula sebaliknya tidak semua orang bisa sukses dibidang akademik/sekolah. Are you an academic or an artist? Or something else..?

3. Sekolah (mayoritas) tidak melatih kemampuan berpikir tetapi kemampuan menghafal 


Kebanyakan sekolah (mungkin saya salah) tidaklah melatih kemampuan berpikir tetapi kemampuan kita menghafal. Contoh:
  • Biologi = Menghafal nama latin dan organ tubuh manusia
  • Fisika = Menghafal teori hukum alam dan rumus-rumus ilmuwan
  • Matematika = Menghafal rumus-rumus kalkulus dan perhitungan dimensi lainnya
  • Geografi = Menghafalkan fakta tentang bumi
  • Sejarah = … (sudah jelas)

Mungkin contoh diatas tidak sepenuhnya benar, ada beberapa kasus yang membutuhkan kemampuan berpikir seperti pemecahan soal kasus matematika dan fisika (menggunakan logika), namun hampir sebagian besar apa yang dipelajari di sekolah/kuliah adalah hafalan. Hanya sedikit mata pelajaran yang betul-betul mengajarkan kita tentang berpikir. Beberapa bidang yang “menurut saya” betul-betul melatih kemampuan berpikir logika/nalar yaitu:
  • Coding/Programming
  • Teknik/Engineering
  • Komunikasi/Language
  • Art/Design
Sekarang mari kita belajar mengapa mereka yang biasa-biasa saja disekolah bahkan DO dapat sukses dalam hidupnya. Tentu tidak semua orang yang biasa-biasa saja/DO itu sukses, begitu pula mereka yang sukses disekolah tidak semuanya berhasil/gagal dalam hidupnya, yang kita perlu pelajari adalah bagaimana bisa orang-orang tersebut sukses walaupun tidak memiliki ijazah atau prestasi apapun disekolah.

Untuk menjadi sukses seperti Bill Gates/Mark Zuckerberg kita perlu mempelajari prosesnya (bukan DO-nya), ada satu pola yang sama dari mereka-mereka yang sukses tanpa memiliki ijazah atau prestasi apapun disekolah yaitu mereka membangun aset sedini mungkin dan menciptakan sesuatu dari aset tersebut.

Membangun Aset 


Aset yang dimaksud bukanlah uang/properti/ijazah/pekerjaan melainkan skill, passion, dan investasi diri lainnya. Bill Gates/Mark Zuckerberg bukanlah programmer terbaik di dunia, mereka drop out dari Harvard bukan karena mereka bodoh, tetapi mereka menemukan bidang yang mereka kuasai namun tidak diajarkan disekolah. Mereka menganggap kemampuan/skill mereka sendiri sebagai investasi. Apapun yang mereka pelajari harus berguna untuk kehidupan mereka dan apapun yang mereka lakukan harus memberikan hasil yang lebih baik.
Pendidikan formal mungkin bisa meningkatkan rasa aman kita, tetapi cepat atau lambat Anda akan merasa itu semua tidak relevan, skill/kemampuan tetaplah investasi terbaik. Dalam hidup orang tidak akan menanyakan berapa nilai/IPK Anda tetapi apa yang dapat Anda berikan untuk mereka. Value apakah yang dapat Anda berikan untuk orang lain?

Menciptakan Sesuatu


Bill Gates membangun Microsoft, Steve Jobs membangun Apple, Mark Zuckerberg menciptakan Facebook, begitu pula dengan pengusaha-pengusaha drop out lainnya. Dengan menciptakan sesuatu mereka juga meningkatkan aset yang sudah mereka bangun sejak awal. Semua aset yang mereka punya memiliki efek snowball (efek bola salju), ibarat bola salju yang terus bergulir semakin lama akan semakin besar, kebanyakan orang membuat kesalahan dengan menukar waktu yang mereka punya dengan uang (karyawan), yang artinya mereka terjebak selamanya dalam pemikiran menghabiskan waktu untuk mendapatkan uang, tetapi jika Anda menginvestasikan waktu Anda untuk skill/kemampuan/passion dan menciptakan sesuatu/value dari sana maka apa yang Anda ciptakan dapat menghasilkan uang bahkan disaat Anda tidur.

Sebagai contoh apakah ada yang mau membayar Mark Zuckerberg/Bill Gates milyaran dollar sebagai karyawan atau programmer freelance..?

Mereka memulai sedini mungkin, membangun aset saat mereka muda dan menciptakan sesuatu dari aset-aset yang sudah mereka bangun. Mereka tahu bahwa memulai adalah satu-satunya cara supaya mereka tahu rasanya, mereka tidak perlu izin dari orang lain untuk menciptakan sesuatu, dan dengan menciptakan bola salju (snowball) mereka sendiri maka semua aset yang mereka miliki akan semakin besar seiring berjalannya waktu.


Itulah mengapa mereka yang biasa-biasa saja disekolah bahkan drop out dapat sukses luar biasa dalam hidupnya, yang perlu kita pelajari adalah membangun aset sedini mungkin (skill/passion) dan menciptakan sesuatu (build snowball) yang dapat berguna untuk orang lain. Tentunya semua itu tidak semudah kata-kata dalam artikel ini, Anda perlu waktu, modal, koneksi, kerja keras, dan sebagainya.

Kesuksesan bukan tentang nilai/IPK yang kita punya melainkan karakter, pengalaman, kemampuan dan ketekunan yang kita miliki. Kita dapat belajar banyak dari mereka yang sukses walaupun tidak berprestasi selama sekolah, yang harus kita pelajari adalah prosesnya, apa yang membuat mereka bisa seperti sekarang, apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka menghadapi kehidupan diluar sekolah. Beberapa contoh yang sangat bagus untuk kita pelajari seperti:
  • Bill Gates – founder Microsoft
  • Steve Jobs – founder Apple
  • Mark Zuckerberg – founder Facebook
  • Richard Branson – founder Virgin Group
  • David Karp – founder Tumblr
  • Michael Dell – founder Dell
Versi lokal:
  • Bob Sadino – pengusaha sukses yang terkenal dengan gaya celana pendeknya
  • Arief Widhiyasa – CEO Agate Studio
Jangan sampai terinspirasi dengan drop outnya, tetapi proses yang mereka jalani diluar kehidupan sekolah. Kehidupan adalah pendidikan terbaik, bukan tentang sekolah atau nilai atau DO, tetapi kerja keras, passion, komitmen, pengorbanan, pantang menyerah untuk terus belajar dan berusaha.

Sumber : solusik.com